
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Probolinggo melaksanakan kegiatan Bedah Buku dengan judul “30 Hari Melawan Sepi”
Selasa (6/5) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Probolinggo melaksanakan kegiatan Bedah Buku dengan judul “30 Hari Melawan Sepi” di Ruang Pertemuan Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik. Acara dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Probolinggo Bapak Wahono Arifin, S.H., M.M. sekaligus memberikan sambutan atas penyelenggaraan acara ini. “Saya berharap acara bedah buku "30 Hari Melawan Sepi" ini dapat berjalan dengan lancar, menghasilkan diskusi yang konstruktif, dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi kita semua” tambahnya.
Kegiatan bedah buku ini adalah salah satu upaya untuk terus menghidupkan tradisi literasi, untuk mendorong budaya membaca dan berpikir kritis. melalui diskusi yang mendalam tentang sebuah karya, kita tidak hanya memahami isi buku secara parsial, tetapi juga belajar untuk melihat berbagai perspektif, menganalisis ide-ide yang kompleks, dan mengasah kemampuan kita dalam menyampaikan pendapat. Bedah buku juga menjadi suatu cara untuk bisa mengetahui secara mendalam isi suatu sumber informasi.
Bedah buku menghadirkan 3 (tiga) narasumber Pandu Nasrul Nugroho selaku penulis dari buku “30 Hari Melawan Sepi”, Muhammad Fahmi dari Radar Bromo dan Aris Dirgayunita seorang Psikolog sekaligus dosen Institut Ahmad Dahlan Probolinggo. Dalam acara Bedah Buku ini Pandu Nasrul Nugroho menyampaikan isi dari buku yaitu bagaimana seorang melewati masa sedihnya saat ditinggal oleh orang yang dicintai. Didalamnya menyampaikan beberapa fase kesedihan hingga seseorang bisa move on. Dirangkum dengan judul 30 Hari agar menarik pembaca, bagaimana hanya dengan 30 hari bisa melewati sedihnya. Buku ini juga ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penulis.
Acara yang menarik ini diikuti oleh 60 peserta yang terdiri dari
pelajar SMA beserta guru bimbingan konseling. Peserta tampak tertarik dan
memperhatikan materi yang disampaikan oleh para narasumber, dengan melakukan
sesi tanya jawab dan sharing terkait
kehidupan yang hampir sama dengan penulis. Hal ini menyepadankan dengan kondisi
kehidupan berumah tangga yang sedang mereka hadapi. Acara berjalan lancar, dan
berharap dapat dilaksanakan kembali dengan peserta yang lebih banyak lagi.